Pemusnahan Ikan Patin Beku (Pangasius hypophthalmus) Yang Terinfeksi Bakteri Edwardsiella ictaluri Menggunakan Insinerator Dengan Kisaran Suhu Dan Waktu Tertentu
Kata Kunci:
Pemusnahan, Insinerator, Edwardsiella ictaluriAbstrak
Bertha Aulidya Suri1, Alim Isnansetyo2, Agus Sukarto Wismugroho3, Apris Beniawan1, Mazdani Ulfah Daulay1, Sri Diyah Purnamasasi1, Widyatmoko1, Desi Surastini1, Nia Sri Wulandari1
1Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan, Badan Karantina Indonesia, Bekasi Jawa Barat, Indonesia; 2Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Jawa Tengah, Indonesia; 3Pusat Riset dan Sistem Nanoteknologi, Tangerang Selatan Banten, Indonesia.
Hingga saat ini belum terdapat protokol standar pemusnahan untuk lalu lintas komoditas produk ikan dan atau ikan beku impor yang terkontaminasi HPIK. Teknik pemusnahan ikan patin beku (Pangasius hypophthalmus) yang terinfeksi bakteri Edwardsiella ictaluri menggunakan insinerator dengan kisaran suhu dan waktu tertentu dipilih karena dapat mengurangi massa atau volume limbah agar tidak dapat digunakan kembali. Uji terap ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pemusnahan ikan patin beku dan mendapatkan hasil optimasi proses pemusnahan terhadap ikan patin beku yang terinfeksi bakteri Edwardsiella ictaluri dengan kisaran suhu dan waktu tertentu melalui pembakaran. Kontaminasi bakteri dilakukan dengan revirulensi melalui penyuntikan pada ikan, kemudian uji pembakaran dengan pemusnahan Ikan patin skala laboratorium menggunakan mesin DTA, berdasarkan hasil uji coba ini dilakukan uji pembakaran pada tungku listrik yang dilakukan pada suhu statis yaitu 2000C dan 4000C dengan kisaran waktu bertahap. Selanjutnya dilakukan pemusnahan melalui pembakaran di tungku api dan tabung insinerator sederhana. Hasil analisa uji DTA menunjukkan bahwa untuk membakar ikan patin, diperlukan suhu minimal 3500C untuk mulai dapat terbakar sendiri, selanjutnya dapat akan terus terbakar apabila suhunya dapat meningkat sampai diatas 4750C. Pembakaran menggunakan tungku listrik menunjukkan bahwa pemanasan di suhu 2000C dapat menurunkan berat ikan dari 350 gram menjadi 50 gram selama 120 menit. Pada pemanasan di suhu 4000C, ikan patin dapat terbakar secara alami dan perubahan masa ikan dapat menjadi mendekati nol dalam waktu 60 menit. Hal ini menunjukkan bahwa pemanasan ikan patin pada suhu 4000C dapat memicu pencairan lemak ikan dan memicu pembakarannya secara alami. Hasil pembakaran menggunakan tungku listrik digunakan untuk mendesain pembakaran menggunakan tungku api. Uji ini diharapkan dapat melengkapi pemahaman terkait karakteristik pembakaran ikan patin menggunakan tungku api. Pembakaran yang optimal dan menghasilkan abu bakar membunuh bakteri E.ictaluri secara efektif. Secara keseluruhan proses pembakaran yang telah dilakukan telah dapat memusnahkan ikan patin. Tungku listrik dengan energi listrik, tungku api menggunakan pematik burner gas dan tungku tabung insinerator dengan pematik oli bekas.
Kata kunci: Pemusnahan, Insinerator, Edwardsiella ictaluri
ABSTRACT
Until now there is no standard destruction protocol for the traffic of imported fish products and/or frozen fish contaminated with HPIK. The technique of destroying frozen catfish (Pangasius hypophthalmus) infected with Edwardsiella ictaluri bacteria using an incinerator with a certain temperature and time range was chosen because it can reduce the mass or volume of waste so that it cannot be reused. The aims of this study is to determine the mechanism of destruction of frozen catfish and obtain results of optimizing the process of destruction of frozen catfish infected with Edwardsiella ictaluri bacteria at a certain temperature and time range through burning. Bacterial contamination was carried out by revirulence through injection into the fish, then a burning test by destroying the catfish on a laboratory scale using a DTA machine. Based on the results of this trial, a burning test was carried out in an electric furnace which was carried out at a static temperature of 2000C and 4000C with a gradual time range. Next, destruction is carried out by burning in a fire furnace and a simple incinerator tube. The results of the DTA test analysis show that to burn catfish, a minimum temperature of 3500C is required for it to start burning itself, then it can continue to burn if the temperature can increase to above 4750C. Burning using an electric stove shows that heating at a temperature of 2000C can reduce the weight of fish from 350 grams to 50 grams for 120 minutes. When heated to a temperature of 4000C, catfish can burn naturally and the change in fish mass can become close to zero within 60 minutes. This shows that heating catfish at a temperature of 4000C can trigger the melting of fish fat and trigger natural combustion. The results of combustion using an electric furnace are used to design combustion using a fire furnace. It is hoped that this test will complete the understanding regarding the characteristics of burning catfish using a fire stove. Optimal burning and producing burnt ash kills E.ictaluri bacteria effectively. Overall, the burning process that has been carried out has been able to destroy the catfish. Electric furnaces with electrical energy, fire furnaces using gas burner lighters and incinerator tube furnaces using used oil lighters.
Keywords: Destruction, Incinerator, Edwardsiella ictaluri
